Tafsir tentang Sholat sebagai Sarana Dzikir





إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

”Sungguh, aku ini Allah, tidak ada tuhan selain aku, maka sembahlah aku dan laksanakan sholat untuk menginngatku”. QS Thaha:14



 ۚفَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Selanjutnya apabila kamu telah menyelesaikan sholatmu, ingatlah Allah ketika kamu berada, pada waktu duduk dan ketika terbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sungguh sholat itu adalah kewajiban yang di tentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (umat Islam). QS An-Nisa:103


فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ

وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ


"Maka bertasybihlah kepada Allah pada petang hari (waktu asar) dan pagi hari (subuh). Dan hanya bagi-Nya segala puji, baik di langit maupun di bumi, pada malam hari (waktu maghrib dan isya) dan tengah dari (waktu duhur)". QS Ar-Rum:17-18


Sebagai makhluk yang diciptakan dengan desian paling sempurna, dengan bentuk fisik ideal dan dibekali nalar budi oleh Allah SWT, maka sudah seharusnya manusia mengimbangi nikmat tiada tara tersebut dengan syukur yang harus di implementasikan melalui rasa dan segenap organ tubuh. Allah tidak menuntut banyak hal dari makhluknya karena telah memberikan segala karunia yang tak terhingga, melainkan rasa syukur dengan cara berdzikir (mengingat kepadanya).

Manusia tidak di perintahkan untuk bekerja keras guna mengumpulkan harta benda untuk kepentingan Allah. Manusia tidak diperintahkan untuk mengerjakan sesuatu yang tidak dikuasai oleh kemampuan mereka. Manusia tidak dibebani dengan syariat yang tidak mampu mereka jalankan. Allah tidak minta banyak dari waktu yang kita punya. Allah hanya meminta kita ingat kepadanya, setidaknya lima kali dalam sehari semalam (sholat wajib).

Dzikir (ingat) kepada Allah tentu saja harus dengan cara-cara yang ditetapkan oleh Allah dalam kitab suci-Nya. Dzikir kepada Allah yang diwajibkan oleh-Nya adalah dalam bentuk sholat. Sholat merupakan tiang agama, dengan sholat maka seseorang akan kelihatan benar-benar beragama (Islam). Tanpa sholat maka identitas ke-Islaman seseorang belum tampak dan meragukan . perbuatan baik terutama sholat merupakan bukti kongret dari keimanan seseorang kepada tuhan.

Sholat adalah sarana dzikir palinng intensif. Dengan sholat maka seseorang telah memberikan penghornamatan tertinggi kepada penciptanya. Dengan sholat maka seseorang telah menyerahkan dirinya kepada sang pencipta. Sebab pada sujud manusia tergeletak tanpa daya dan perlawanan sama sekali. Sholat merupakan jalan kita mendapatkan ridha-nya naka sholat itu pada dasarnya merupakan kebutuhan dan kepentingan kita.

Allah maha baik lagi maha pemurah meskipun sama sekali dia tidak wajib berbuat baik kepada hambanya. Bisa saja Allah membiarkan manusia dalam penderitaaan dalam waktu yang amat lama, bisa saja memberikan rasa sakit yang tak kunjung disembuhkan, bisa saja menimpahkan musibah yang begitu dahsyat kepada manusia. Bsa saja Allah mencabut nikmat dengan mematikan sumber-sumber kehidupan dibumi.

Jika semua itu tidak terjadi maka semata karena kemurahan Allah, itu semua karena kebaikan Allah yang tidak terbatas pada umat manusia. Maka apa sulitnya manusia membalas semua karunia Allah dengan dzikir lima kali dalam sehari semalam? Tentu saja kita tidak dzikir asal dzikir saja, melainkan melalui aturan yang ditetapkan olehnya. Kita harus mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Namun itu saja tidak cukup jika tidak menjalankan sholat lima waktu sebagaimana dzikir tertinggi dan intensif kita kepadanya.

Para sahabat, ulama dan umat berikutnya juga tidak pernah meninggalkan kewajiban badaniyah yang penuh makna tersebut. Ulama yang kompeten dalam mendalami dalil-dalil dalam nash al-qur’an maupun hadist juga sepakat menyatakan bahwa sholat merupakan kewajiban mutlak hamba kepada tuhannya. Maka dzikir saja tidak mengerjakan sholat sama sekali tidak mencukupi bagi ke-islaman seseorang. Itu merupakan bentuk penolakan terhadap dhohirnya nash al-qur’an maupun hadist serta kesepakatan para ulama yang kompeten dalam memahami nashk al-qur’an maupun as sunah.

4 Komentar

  1. Assalamu'alaikum.. Maaf kakak-kakak HMJ, mau komentar sedikit.. Terkait dengan penulisannya masih ada sedikit yang perlu diperbaiki.. Selain itu, pada paragraf terakhir masih terkesan menggantung, karena pada kalimat sebelumnya menyebutkan faktor-faktor yang menjadi tantangan bagi umat islam dalam mengingat Allah melalui shalat yang berupa faktor internal dan eksternal.. Akan tetapi dipenjelasan tersebut hanya dipaparkan tentang faktor eksternalnya saja..
    Mungkin bisa dijadikan koreksi kedepannya..
    Syukron..
    Wassalamu'alaikum..

    BalasHapus
  2. walaikumsalam..
    baik kak, saya terima kritik dan saranya. mudah mudahan kedepanya bisa lebih baik lagi:-)

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum, tambah baik jika website tahun kemarin di kembangkan dan diperbaharui..

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumsalam
      kebetulan website taun lalu pasword lupa. di buatlah website baru kak

      Hapus
Lebih baru Lebih lama