Hmj.iat- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) UIN Walisongo Semarang mengadakan munadhoroh (diskusi) daring (dalam jaringan) melalui grup whatsapp. Munadhoroh yang bertemakan “Menggali Sejarah Pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Aisyah (dalam pandangan ilmu humaniora)” itu diselenggarakan pada Hari Kamis, (12/04/2020). Adanya pengambilan judul tersebut, adalah menyikapi viralnya lagu Aisyah istri Rasulullah yang sedang ramai dibicarakan.
Menghadirkan narasumber Pak Dr. In’am Muzahidin, M. Ag yang juga dosen Ushuluddin di UIN Walisongo Semarang, munadhoroh tersebut dimoderatori langsung oleh ketua umum HMJ IAT, Mohamad Rizalil Fhaiz. Munadhoroh yang diikuti oleh 190 peserta itu berlangsung mulai pukul 14.00 – 15.30 WIB.
Munadhoroh online tersebut mendapat sambutan hangat dari sebagian besar peserta. Beberapa peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti munadhoroh. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya peserta yang bertanya. Sebanyak sembilan orang peserta memberi pertanyaan kritis kepada pemateri.
Salah satu peserta, Muhammad Burhanul Umam (Mahasiswa Universitas Al-Azhar) mengatakan bahwa ia mengapresiasi kegiatan munadhoroh karena ditengah-tengah masyarakat soal sumber agama karena banyak ustadz-ustadz dadakan, program ini hadir untuk umum, mengatasi permasalahan tersebut. Tentunya dengan pemateri yang kredibel dan mengangkat tema yang aktual.
Menurut Ahmad Nadlif selaku koordinator divisi keilmuwan dan riset, munadhoroh tersebut sudah berjalan cukup baik, namun sebagai evaluasi harus lebih melihat keefektifan waktunya.
“Karena saya pikir itu belum bisa dikatakan diskusi, hanya ada tanya jawab saja. Memang dibuka dua termin, namun sebenarnya pada diskusi umumnya kan ada yang menanggapi bagaimana respon audien terhadap pemateri. Audien juga hanya diberi waktu terbatas untuk menanggapi atau mempertanyakan apa yang sudah dijelaskan.” Jelas Ahmad Nadlif.
“Harapannya bagaimanapun juga tetap akan dilaksanakan evaluasi untuk kedepannya, semoga dengan adanya munadhoroh ini bisa meluaskan wawasan kita, meluruskan pola pikir kita.” Tambahnya. Rep. Elviana Feby Dwi Jayanti
Labels:
Berita
Saran barangkali di terima oleh para pemangku kebijakan. Upaya penanaman budaya menulis yang telah berlangsung saya memberi apresiasi yang tinggi. Namun tetap ada secarik coretan sebagai saran. Dengan berbagai kemudahan dan kwalitas sumberdaya manusia yang semakin baik, nampaknya penulisan yang di tampilkan bukan hanya sebuah reportase, akan lebih greget bila apa yang telah diterima oleh mahasiswa kemudian dikemas ulang oleh mahasiswa dengan sikap kritis kemudian sajikan pada pembaca dengan format yang menggairahkan naluri diskusi. Dengan format seperti itu, pembaca bagai mendapatkan hidangan dari "para chef " yang berlomba memasak satu bahan yang sama namun dengan racikan subyektivitas masing- masing, hingga hidangan itu beraneka rasa walau bahan utamanya sama.
BalasHapusSiap siap, bisa menjasi saran untuk kedepannya. Mohon izin sebelumnya mas, mohon izin terkait ini, yang dimaksudkan penulisan tentang notulensi dari hasil diskusi atau reportase nya yang perlu diperbaiki? Terkait notulensinya, kebetulan memang dilombakan, dan dalam jangka waktu dekat notulensi yang menarik dan paling bagus nanti bisa dishare juga 😁
Hapus