Sya'ban merupakan salah satu bulan yang kemuliaannya dikenal masyhur oleh banyak kaum muslimin. Kemuliaan bulan ini biasa dikaitkan dengan bulan yang mengiringinya, yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Jika dianalogikan, beramal di ketiga bulan ini bagaikan proses kerja seorang petani. Rajab bulan menanam, Sya'ban sebagai bulan menyirami dan Ramadhan sebagai bulan memanen. Adapun buahnya adalah pahala dari Allah SWT. Sayangnya, ada beberapa alasan yang mengatakan bahwa bukan Sya'ban bulan yang mulia ini tidak se masyhur kemuliaanya.
Beberapa pendapat Ulama mengenai asal mula nama Sya'ban :
1. Berasal dari kata شَاعَ (menebar, memancar) بَانَ (maknanya, menebar dan memancarkan kemuliaan)
2. Berasal dari kata الشِّعْبِ (jalan menuju gunung, maknanya jalan menuju kebaikan)
3. Berasal dari kata الشَّعْبِ (menutup, Allah menutup hati yang gundah)
Sesuatu bisa mulia tentunya terdapat sebab yang melatarbelakanginya, misalnya bulan Rabi'ul Awal dianggap mulia sebab peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SWA. Terdapat suatu kaidah
“ أَنَّ الزَّمَّانَ
يَشْرِفُ بِمَا وَقَعَ فِيْهِ مِنَ الحَوَادِثِ ”
Bahwasanya suatu masa bisa menjadi mulia sebab peristiwa yang terjadi pada masa itu. Demikian pula bulan Sya'ban, menjadi mulia disebabkan beberapa peristiwa yang terjadi pada saat tu diantaranya sebagai berikut :
1. Pemindahan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah
Pemindahan ini dilatarbelakangi oleh keinginan Rasulullah agar umat Islam memiliki kiblat tersendiri, berbeda dengan kaum Yahudi. Saat itu Baitul Maqdis menjadi kiblat 3 agama samawi (Yahudi, Nasrani, dan Islam). Beliau menunggu wahyu dari Allah dan akhirnya turun perintah berkiblat ke Ka'bah pada hari senin pertengahan Sya'ban (nifsu Sya'ban)
2. Turunya Ayat Tentang Perintah Sholawat kepada Nabi
Pada bulan ini turun ayat tentang bersholawat kepada Nabi dalam QS. Al-Ahzab ayat 56. Menurut Imam al-Hafidz Ibnu Hajar, ayat ini turun pafa tahun kedua hijriyah. Pendapat lain mengatakan ayat ini turun ketika malam Isra' Nabi.
3. Terangkatnya Amal Secara Besar-besaran
Pengangkatan amal ini bukan berarti hanya terjadi pada bulan Sya’ban. Namun, pengangkatan amal dapat terjadi kapanpun, secara harian (pada pagi dan sore hari) maupun mingguan (pada hari Senin dan Kamis karenanya disunnahkan puasa Senin-Kamis) hanya saja pengangkatan amal secara besar-besaran terjadi pada bulan Sya’ban. Oleh karena itu, dianjurkan memperbanyak amal pada bulan ini.
Referensi : Kitab Madza fi Sya'ban? karya Sayyid Muhammad bin 'Alawi bin 'Abbas al-Maliki al-Maliki al-Hasani
Oleh : Moh. Jamalul Lail (Mahaiswa Ilmu Al-qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)
Labels:
Tafsir