Segala Tindakan Pemimpin akan Selalu Menjadi Tindakan Anggotanya
Pandemi Qif-19
Perlu kita sadari bahwasanya kita sudah melewati kuartal 1, salah satu makhluk yang diberi Rahmat oleh Allah untuk tinggal di Bumi.
Seperti yang telah dikemukakan oleh WHO mengenai Qif-19 bahwa ini adalah salah satu makhluk tuhan, ini muncul pada tanggal 17 November 2019. Awal penyebaran virus ini berasal dari negara China yaitu salah satu negara bagian Asia, yang akhirnya menyebar di negara-negara lain salah satunya di Indonesia. Di Indonesia virus ini masuk pada akhir bulan Februari, dan mulai di pastikan pada awal bulan Maret.
Peran Komponen Masyarakat
Mahasiswa serupakah salah satu manusia yang mampu memahami perkembangan dan perubahan pendidikan maupun lingkungan di sosial masyarakat. Dalam fungsinya mahasiswa berperan sebagai agen of social control, agen of change, dan iron stock.
Dalam masa-masa ini, diana seluruh komponen masyarakat yang ada di Indonesia sangat dihimbau untuk mengurangi kegiatan ynag ada di luar rumah, atau biasa kita sebut social distancing, namun frasai tersebut diubah menjadi physical distancing. Banyak diantara kita bingung apa yang akan dilakukan saat physical distancing. Beberapa hal yang perlu disadari oleh semua elemen masyarakat yaitu dari mengubah frasa social distancing menjadi physical distancing hal ini bertujuan bukan untuk mengurangi kontak sosial namun lebih kepada jaga jarak.
Mahasiswa seharusnya dapat memberikan pengertian kepada masyarakat, mengapa hal-hal itu harus dilakukan, dan tentunya bisa menjawab pertanyaan dari masyarakat. Physical distencing diadakan karena virus yang menyebar saat ini memanglah sangat lemah dalam masa hidupnya.Akan tetapi dalam penyebarannya sangat cepat dan tinggi, jadi kita harus waspada untuk menghindari penularan virus ini.
Tentu dari jawaban di atas akan menimbulkan suatu problematika tersendiri di masyarakat, mungkin ada beberapa dari masyarakat yang pro dan tidak sedikit pula yang kontra terhadap pemahaman yang akan kita berikan. Diinginkan atau tidak benturan-benturan pemahaman dan tidak akan terjadi di masyarakat.
Pelajar yang seharusnya melakukan social distancing yang awalnya pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Hal ini sangat baik untuk dikerjakan, tetapi fakta di lapangan memaksa ketetapan yang baik menjadi buruk. Bagaimana idak pada pelajar dan mahasiswa dihujani berbagai macam tugas, jam kuliah online. Akhirnya sistem ini berganti yang awalnya ditujukan untuk menjaga jarak, mahasiswa menjadi berkumpul mencari sinyal maupun wiffi.
Mau kemana kita?
Disini bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan seluruh komponen masyarakat harus berperan penting. Mulai dari Kyai, Dosen, Kepada Desa, dan sebagainya.
Namun pada saat ini langkah yang diambil pemerintah masih setengah-setangah, seharusnya pemerintah dapat lebih tegas terharap ketentuan-ketentuan yang mereka ambil. jika lockdown yang dipilih maka, segala sesuatu yang berkaitan dengan subsidi pakan dan sebagainya harus dipertimbangkan dari awal dan masyarakat juga harus mengerti bahwa persiapan sepeti itu memang membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang sangat besar.
Dalam kondisi ini alangkah baiknya mahasiswa tetap berada dalam lingkungan rumah, dalam artian tetap berkegiatan di daerah rumah masing-masing namun tetap menghindari kontak tubuh secara langsung. Harapan saat ini adalah pemerintah dan masyarakat saling berkontribusi untuk memajukan dan mempertahankan Indonesia agar setelah keluar dari pandemi Qif-19 ada hasil yang dicapai.
Oleh : Raden Prabu (Mahasiswa Ilmu A;-qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)