Mengambil Hikmah dari Sifat Anjing

 


Dilansir dari Wikipedia, anjing merupakan hewan sosial sama seperti halnya manusia. Kedekatan pola perilaku anjing dengan manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, maupun tinggal bersama manusia. Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Selain itu, anjing pun dianggap mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi menurut penelitian ilmiah dan bukti-bukti lapangan.


Adapun dalam Islam, menurut sebagian pendapat anjing merupakan salah satu peliharaan yang haram dipelihara jika tidak ada alasan syar'i. Memegang anjing bersifat najis besar yang mana membersihkannya harus menggunakan tanah dalam bagian basuhannya. Tetapi artikel ini bukan tentang hukum anjing yang akan dibahas. Di sini akan membahas sifat-sifat Anjing yang bisa diambil hikmahnya sebagai bahan untuk introspeksi diri. 


Allah swt berfirman dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 191 yang artinya “Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua (sesuatu apapun) dengan sia-sia”. Dari ayat tersebut kita belajar bahwa tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan kecuali di dalamnya terdapat hikmah dan pelajaran. Adapun hikmah pertama yang dapat kita ambil dari sifat-sifat anjing yaitu selalu merasakan lapar (menahan lapar). Sifat ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para  ,صالحين yaitu orang-orang soleh yang tidak makan dan minum berlebihan kecuali hanya sepertiga saja untuk menjadikannya kuat dalam beribadah.


Kedua yaitu tidak tidur malam kecuali hanya sebentar. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para مجتهدين , yaitu orang orang yang selalu bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada Rabb-Nya. Ketiga yaitu sekian kali diusir dan dicaci maki tetap balik lagi dan tidak balas dendam. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para صادقين , yaitu orang-orang yang memiliki niat tulus untuk meniti jalan yang benar dan tidak peduli dengan tindakan buruk sekelilingnya.


Keempat yaitu jika seekor anjing mati, ia tidak pernah meninggalkan warisan. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh paraزاهدين  yaitu orang-orang yang zuhud. Orang zuhud melepaskan hati dari pengaruh dunia dan tidak sibuk dengan perkara-perkara duniawi yang menyebabkannya lupa kepada Allah swt.


Kelima yaitu anjing selalu berdiam di tempat yang rendah. Ia tidak pernah berharap ditempatkan di tempat yang mewah bahkan oleh majikannya sekalipun. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para راضين , yaitu orang-orang yang senantiasa rela terhadap pemberian Allah kepadanya. Golongan tersebut menyerahkan semua kepada Allah swt karena mengetahui bahwa semuanya hanya milik Allah swt.


Keenam yaitu anjing tak akan pernah lupa kepada orang yang pernah memberinya sesuap makanan. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para مساكين, yaitu orang-orang yang hidupnya kekurangan. Walaupun kekurangan, di sisi lain mereka selalu yakin kepada Allah yang Maha Pemberi, yang senantiasa mencukupi kebutuhannya


Ketujuh yaitu jika anjing diusir maupun dilempar batu maka ia akan langsung berpindah ke tempat lain dan tidak keras kepala. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para حامدين, yaitu orang-orang yang terpuji yang selalu mengalah walaupun berada dalam kebenaran. Bukan berarti ia tidak mau membela kebenaran. Ia bermaksud memikirkan kemaslahatan bersama dan tidak mementingkan keinginan pribadi serta hawa nafsunya.


Kedelapan yaitu anjing jika diberi sesuatu selalu menerima pemberian dari siapa pun pemberinya walaupun sedikit. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh paraقانعين yaitu orang-orang yang qonaah. Dengan sifat itu, ia selalu bersyukur dan menerima apa yang Allah berikan kepadanya. Hal ini dikarenakan ia yakin semua ini milik-Nya dan percaya bahwa pemberian-Nya-lah yang terbaik.


Kesembilan yaitu anjing tidak pernah membawa bekal apa pun jika berpindah (bermigrasi) dari tempat satu ke tempat lainnya. Ini termasuk sifat yang dimiliki oleh para متوكلين, yaitu orang-orang yang tawakkal, menyerahkan semuanya kepada Allah. Dari sifat itu, ia sadar bahwasanya tiada daya dan upaya kecuali kekuatan Allah. Ia paham betul bahwa dirinya sangat lemah dan tak ada apa-apanya tanpa pertolongan Allah swt.


Itulah di antara sifat-sifat yang dimiliki oleh anjing, seekor hewan yang mana sering sekali dianggap remeh oleh sebagian orang. Namun setelah pemaparan di atas, kita dapat mengambil sisi istimewa seekor anjing yang hukumnya haram dalam Islam. Sungguh Allah tidak menciptakan sesuatu kecuali di dalamnya terdapat hikmah yang dapat kita pelajari.


Dahulu kala, terdapat ulama yang sedang berjalan dan dihampiri seekor anjing. Karena tersadar bahwa anjing itu mendekat, maka beliau mengangkat  jubahnya. Tak lama anjing tersebut dengan kehendak Allah berbicara kepadanya: “wahai fulan, engkau mengangkat jubahmu karena takut terkena najis dariku. Lihatlah aku dalam keadaan kering dan tak akan najis. Jika najis pun itu bisa dihilangkan dengan tujuh kali basuhan dengan air dan tanah. Tapi ingatlah fulan, jika engkau mengangkat jubahmu karena menganggap dirimu lebih mulia dan menganggapku anjing yang hina, maka najis yang menempel dihatimu itu tidak akan bersih. Hal itu berlaku walaupun engkau sudah membasuhnya dengan tujuh samudera lautan.” Mendengar hal itu, tersentaklah sang ulama lalu meminta maaf kepada anjing tersebut. Semenjak kejadian tersebut, beliau selalu mengasihi dan memuliakan semua makhluk Allah tanpa syarat apa pun.


Dari kejadian di atas, Allah juga berfirman dalam al-Quran surat an-Najm ayat 32 yang artinya : “Maka janganlah mengatakan bahwasanya dirimu itu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang-orang yang bertaqwa”.


Semoga kita semua bisa melihat dari sisi positif dari segala sesuatu. 


Wallahu ‘alam bissowab .....


Oleh: Raden Pahikall Fikri (Mahasiswa Ilmu Al Qur'an dan tafsir UIN Walisongo Semarang)

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama