Ayahnya bernama Maulana Shiihab Ad-Din, belajar dengan beberapa tokoh terkemuka diantaranya Maulana Mahmud Hasan yang lebih dikenal dengan Syekh al-Hind. Fazlur Rahman dikategorikan sebagai salah satu pemikir neomodernis yang paling serius dan produktif karena dari ayahnya yang memiliki keyakinan bahwa Islam melihat modernitas sebagai tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatan yang harus dihadapi. Pandangan inilah yang kemudian mempengaruhi pemikiran dan keyakinan Fazlur Rahman. Bekal dasar yang didapatkan dari ayahnya memiliki pengaruh yang sangat berarti dalam pembentukan kepribadian dan intelektualitas Fazlur Rahman pada masa-masa selanjutnya. Fazlur Rahman menjadi sosok yang tekun untuk menimba pengetahuan dari berbagai sumber dan media, dibawah didikan ayahnya.
Pendidikan Fazlur Rahman
Pada tahun 1940 berhasil menamatkan studinya mendapat gelar Bachelor of Art. Dua tahun setelahnya mendapatkan gelar master dalam berbahasa Arab di Universitas yang sama, Universitas Punjab, Lahore. Setelah itu melanjutkan studi ke Universitas Oxford Inggris pada tahun 1946, walaupun pada saat itu banyak anggapan bahwa belajar ke Barat dalah suatu yang naif. Namun Fazlur Rahman tetap pada pendiriannya didasarkan atas ketidakpuasaanya terhadap mutu pendidikan di negara-negara muslim.
Setelah menyelesaikan pendidikannya ia mengabdi untuk beberapa tahun di Durhan University Inggris, kemudian ke Institute of Islamic Studies, Mc Gill Univesity Kanada dan menjabat sebagai Associate Professor of Philosophy. Pada bulan Agustus 1962 ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Riset Islam. Di lembaga Riset ini beliau mengelola dan berupaya sungguh-sungguh untuk memajukan pemikiran Islam. Selain itu juga sebagai anggota dewan penasihat ideologi islam pemerintahan Pakistan.
Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Quraish Shihab
Fazlur Rahman selama berada di Pakistan beliau ikut dalam upaya mereinterpretasikan Islam menjadi idiom-idiom atau istilah-istilah rasional dan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Gagasan-gagasan pembaruan Fazlur Rahman mendapat tantangan yang keras dan menimbulkan kontroversi-kontroversi yang tidak berkesudahan. Gagasan-gagasan pembaruan yang menjadi kontroversi tersebut antara lain masalah sunnah dan hadist, poligami, keluarga berencana, riba dan bunga bank, sembelihan mekanis, serta masalah al-Quran.
Perkembangan pemikiran Fazlur Rahman, dalam upaya mengkaji ulang ajaran Islam, lalu memberikan penafsiran-penafsiran baru. Fazlur Rahman dapat dipandang sebagai tipe pembaharu yang memiliki corak tersendiri yang berbeda dengan pembaru abad 19 pada umumnya, yang tidak memiliki pendidikan formal yang memadai. Jika dibandingkan dengan Fazlur Rahman yang merupakan seorang pakar yang terdidik secara formal sampai tingkat doktoral di Barat.
Baca juga : Emha Ainun Nadjib : Kiai Hologram
Fazlur Rahman pada umumnya memiliki kesamaan dengan pembaru Muslim lainnya bahwa pemikirannya dalam perkembangannya juga melalui tahapan-tahapan. Tahapan-tahapan tersebut terbagi ke dalam beberapa periode:
1. Periode pertama
Beliau menghasilkan karya-karya intelektual pada tahap kajian Islam historis. Karya yang sangat penting pada periode ini yaitu Prophecy in Islam and Orthodoxy pada tahun 1958. Beliau membuat buku ini karena ketiadaan perhatian para sarjana Muslim pada bidang religio philosophis di awal periode modern.
2. Periode kedua
Pada saat kembali di Pakistan, Beliau menekuni kajian Islam normatife dan terlibat secara intens dalam upaya untuk merumuskan kembali Islam dalam rangka menjawab tantangan-tantangan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat Muslim kontemporer.
3. Periode ketiga
Ketika mengabdikan ilmunya di Universitas Chicago. Beliau memperlihatkan kemandirian pemikiran dan komitmennya yang tinggi terhadap Islam dalam menghadapi tantangan zaman.
Adapun menyoal karya-karya Fazlur Rahman sebagai pemikir Islam yang produktif sangatlah beragam diantaranya ; Prophecy in Islam:philosophy and Orthodoxy (1958), The Philoshopy of Mulia Shadra (1975), Islam (1979), Major Themes Of Al-Quran (1980), Islamis and Modernity Transformation Of an Intellectual Tradition (1982), Islamic Methodlogy in History (1984), Helt and Medicine in Islamic Tradition (1987).
Tak dapat dipungkiri, Fazlur Rahman telah memberikan pengaruh perkembangan khazanah pengetahuan dan wawasan keIslaman, terlepas dari kekurangan dan kelebihan dari teroboson beliau sebagai pemikir Islam kontemporer.