Komunikasi merupakan satu
hal yang wajib dilakukan oleh setiap manusia. Fungsi lisan yang Allah berikan
kepada hambanya tidak lain hanyalah untuk saling berkomunikasi, entah dengan
Sang Pencipta atau sesamanya. Termasuk juga pada benda-benda yang tidak bergerak, kita dianjurkan untuk merawatnya sebagai mediasi untuk menjalin komunikasi dengan benda-benda
tersebut.
Manusia sebagai makhluk zoon politicon, tentunya dalam hidup
membutuhkan bantuan orang lain dengan cara berkomunikasi. Orang-orang yang
memiliki keterbatasan disabilitas seperti tunarungu atau tunawicara yang tidak
bisa berbicara sama sekali, mereka tetap membutuhkan interaksi dengan caranya
masing-masing. Terlebih bayi yang masih dalam kandungan dan orang yang sudah
meninggal pun tetap butuh yang namanya
komunikasi. Firman Allah dalam QS al-Rahman 1-4,
ٱلرَّحۡمَـٰنُ (١) عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ (٢) خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ (٣) عَلَّمَهُ ٱلۡبَیَانَ (٤)
Tuhan yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan al-Qur'an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara
Ayat tersebut menjelaskan
bahwa Allah menciptakan dan mengajarkan manusia untuk pandai berbicara. Dalam
kitab Fath al-Qadir karya Al-Syaukani, lafadh "al-bayaan" ditafsirkan sebagai kemampuan berkomunikasi. Salah satu cara berkomunikasi yang
sangat simpel adalah dengan cara kontak langsung dengan lawan bicaranya. Lalu,
bagaimana dengan komunikasi yang terbentang dengan jarak?
Zaman yang serba digital dan mudah untuk mengakses berbagai informasi secara cepat. Berapapun jarak yang terhitung dalam jumlah kilometer akan terselesaikan dengan adanya ponsel atau handphone. Handphone merupakan salah satu alat komunikasi jarak jauh yang ditemukan oleh Martin Cooper. Dahulu alat ini masih berupa telepon genggam yang berupa kabel sebagai alat penyambungnya. Lalu inovasi baru terus dilakukan oleh ahli hingga sampai saat ini telepon genggam berubah menjadi sebuah handphone dengan model sentuh dengan tanpa tombol. Lalu bagaimana cara komunikasi orang pada zaman dahulu? Berapa rentang lama pesan tersebut terkirim sampai kepada komunikan?
Zaman dahulu komunikasi
jarak jauh membutuhkan waktu yang sangat lama dan alat komunikasi yang
digunakan adalah burung. Burung merupakan salah satu hewan yang digunakan orang
zaman dahulu sebagai alat untuk mengantarkan pesan, seperti dalam kerajaan.
Tetapi ada hal berbeda dan sangat unik pada zaman dahulu, yang memiliki kecepatan luar biasa seperti
handphone masa kini dengan jarak lintasan 3 mil atau setara dengan 4.828 km. Hal ini terabadikan dalam QS an-Naml; 19
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكࣰا مِّن قَوۡلِهَا
Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu
Dalam kitab Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin as-Syuyuti dan Al-Mahalli, dijelaskan bahwa pada
saat itu Raja Semut memberikan informasi kepada para pasukan semutnya untuk
masuk ke dalam sangkar. Peristiwa itu disebabkan karena kedatangan raja Sulaiman bersama
pasukannya yang dikhawatirkan akan menginjak mereka yang memiliki ukuran tubuh
sangat kecil. Mereka juga mengira bahwa Raja Sulaiman tidak akan melihatnya.
Tetapi sebelum Raja Sulaiman sampai ke tempat tinggal semut tersebut, ternyata
berita tentang intruksi Raja Semut kepada pasukaannya telah sampai pada Raja
Sulaiman dengan bala bantuan angin dan bisa didengarkan dari 3 Mil. Mendengar
hal tersebut, Raja Sulaiman senyum lalu terbahak-bahak karena mendengar
perkataan Raja Semut tersebut.
Dalam kisah tersebut, telah
dipaparkan bahwa pada zaman dahulu telah ada alat komunikasi yang sangat
cepat dengan bentang jarak yang sangat jauh. Jika dahulu ada angin sebagai alat
komunikasi yang bisa menjangkau hingga jarak 3 mil, zaman sekarang terdapat handphone sebagai sebagai alat komunikasi yang kian kemari memiliki jangkauan yang lebih luas disertai kecepatan yang tinggi. Dari sini, penulis menyimpulkan bahwa
handphone merupakan reinkarnasi angin pada zaman Nabi Sulaiman yang lahir dalam
bentuk sebuah benda kecil dan praktis.
Belajar dari kisah Raja
semut dan Nabi Sulaiman yang bisa terealisasikan di zaman modern, mampukah di
zaman yang akan datang manusia menciptakan alat transportasi canggih yang terinspirasi dari kisah pemindahan singgasana Ratu Balqis ke kerajaan Nabi Sulaiman? Apakah saat ini
sudah terdapat tanda-tanda tersebut? Wallahu a'lamu.
Oleh: Hanik As'adah (Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)