Bermuqarabah : Hikmah Idul Adha dalam Suasana Pandemi



Allahu akbar Allahu akbar walillahilhamd

Gema takbir berkumandang seraya merayakan hikmah penyembelihan Nabi Ibrahim terhadap putra beliau Nabi Ismail a.s. yang sampai sekarang kita familiar dengan kurban. Esensi yang sangat melekat dalam hubungan hamba dengan Tuhannya untuk selalu melakukan muqorobah dari seluruh aspek ibadah. Begitu juga Allah kala itu menguji keikhlasan Nabi Ibrahim a.s. dengan memerintahkan untuk menyembelih putra semata wayang kesayangan beliau yang Allah kemudian menggantinya dengan sekor domba. Maha Suci Allah dengan segala Rahmat-Nya.

Aroma Idul Adha yang tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya, karena kita masih dalam kerangkeng pandemi covid-19 yang mau tidak mau harus kita jalankan dalam protokol kesehatan. Sebagai insan kamil, keadaan yang membatasi kita dalam merayakan Idul Adha tidak serta mengurangi semangat spiritualitas dalam hati kita. Perlu kita memahami keadaan dan mengesampingkan keegoisan untuk kepentingan kesehatan bersama. Toh, pemerintah sudah mengatur sedemikian rupa untuk menekan dan mengusaikan pandemi ini dengan pembatasan yang ada.

Kita rasakan bersama pandemi telah meluluhlantakkan sebagian besar mata pencaharian. Masyarakat semakin kebingungan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Maka, pentinglah bagi kita mengambil hikmah yang besar dalam pandemi ini untuk menumbuhkan jiwa sosial dengan membantu sesama, maupun meringankan beban orang-orang di sekitar kita. Apalagi ketika masih dalam suasana idul adha, esensi kurban bukan semata-mata untuk orang yang mampu dalam membeli sesembelihan untuk dikurbankan. Akan tetapi lebih dari hal tersebut yaitu muqarabah kita dengan cara menambah kepekaan sosial kita dalam hablumminannas. 

Muqarabah sendiri artinya ialah merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesadaran ini mampu mendorong manusia untuk konsisten dalam melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seseorang yang mengimplikasikan untuk ber-muqarabah adalah orang yang tidak pernah lepas dari kewajiban yang difardhukan oleh Allah, selalu mawas diri, sehingga dengan ber-muqarabah seseorang mampu membentuk kepribadian cum mental yang baik. Hal ini juga tentu akan memberikan dampak positif pula bagi lingkungan di sekitarnya, terkhusus pada lingkup kehidupan sosial.

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Begitulah kira-kira firman Allah SWT yang telah disampaikan khotib dalam khutbah yang saya dengarkan di masjid desa saya. Dengan protokol ketat kami melaksanakan Sholat Idul Adha. Jamaah hening dengan khidmat dalam mendengarkan khutbah yang di sampaikan. Kembali pada ayat di atas, yang artinya “Bersabarlah kalian semua, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar”. Terjemah ayat sederhana akan tetapi penuh hikmah. Marilah kita renungi bersama, pandemi telah memaksa kita untuk akrab dengan segala pembatasan aktivitas yang sangat berdampak pada pelbagai macam aspek dalam kehidupan. 

Pada situasi yang semacam ini, tidaklah mungkin jika kita saling menyalahkan satu sama lain yang nantinya akan menambah keruh keadaan. Cukup dengan bersabar dan terus berikhtiar yang terbaik bersama-sama kelak pandemi ini akan usai dan berdoa kepada Allah bagi keselamatan bersama.

Tak dapat dipungkiri, momen Idul Adha di tahun ini membawa pesan yang sangat penting memunculkan empati dan kepekaan sosial dalam bermasyarakat. Hikmah yang membarengi Idul Adha dalam keadaan pandemi covid-19 harus kita renungkan dan amalkan bersama. Bagaimana kalau kita hanya mementingkan keegoisan hablumminallah kita, sementara masih banyak orang sekitar kita yang penuh ujian dalam mempertahankan untuk hidup?

Wallahu A’lam Walillah Al-Hamd

Oleh : Maulana Khoirur Rifki (Mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama