Harus Tahu! Inilah Perbedaan Takbir ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha

‘Idul fitri dan ‘idul adha merupakan momentum hari raya besar umat Islam di seluruh dunia. Pada momen ini, kedamaian dan kebahagian senantiasa terpancar dari raut wajah umat Islam. Tidak jarang pula, hari tersebut dijadikan moment paling tepat untuk berlibur dan berkumpul keluarga. 

Menurut Syekh Ibrahim Al-Bajuri, kata ‘id sendiri berasal dari akar kata العود (al-‘aud) yang berarti kembali. Artinya, ini waktu di mana setiap hamba kembali bersih. Arti keseluruhan ‘Idul fitri yakni kembali bersih setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Sedangkan ‘idul adha artinya kembali bersih bagi orang-orang yang yang telah menjalankan ibadah haji. 

Dalam kedua hari raya tersebut, di antara amal yang disunnahkan bagi umat Islam adalah menghidupkan malam hari raya dengan menggemakan takbir. Dikutip dari kitab Fathul Qarib, telah disebutkan bahwa takbir pada malam hari raya itu disunnahkan. 

Kesunnahan menggemakan takbir ditunjukkan untuk semua umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, muqim maupun musafir , sedang di rumah, di masjid, maupun di pasar. Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Qasim Al-Ghazali menyatakan: 
ويكبر ندبا من ذكر وانثى وحاضر ومسافر في المنازل وااطرق والمسا جد والأسواق من غروب الشمس من ليلة العيد, أي: عيد الفطر ويستمر هذا التكبير الى ان يدخل الإمام في الصلاة للعيد ولا يسن التكبير ليلة عيد الفطر عقب الصلاة ولكن النووى في "الأذكار" اختار أنه سنة.

Artinya : “Disunnahkan takbir bagi laki-laki maupun perempuan, musafir dan muqim. Baik yang sedang di rumah, jalan, masjid ataupun pasar. Dimulai dari terbenamnya matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat ‘idul fitri. Dan tidak disunnahkan menggemakan takbir lagi setelah shalat idul fitri begitu malam harinya. Akan tetapi, menurut Al-Nawawi didalam Al-Adzkar hal ini tetap disunnahkan”.

Merujuk dari pendapat di atas, ketika dimulainya malam hari raya bagi siapapun dan dalam situasi kondisi apapun, kita boleh dan juga disunnahkan untuk takbir. Lalu apakah kita tahu mengapa waktu selesainya melantunkan takbir ‘idul fitri dan ‘idul adha berbeda?

Perihal perbedaan waktu selesainya pembacaan takbir di antara ‘idul fitri dan ‘idul adha, syekh Abu Abdillah Muhammad menerangkan takbir dalam ‘id terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad. Hal ini dikutip dalam tulisannya di islam.Nu.or.id yang masih merujuk kitab  fathul qarib al-mujib.

Takbir mursal adalah takbir yang mengacu pada waktu shalat, baik wajib maupun sunnah. Takbir inilah yang dijelaskan dalam ungkapan Syekh Muhammad di atas. Waktu melakukan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam ‘id hingga imam melakukan takbiratul ihram dalam shalat ‘id baik ‘idul fitri maupun ‘idul adha. Sedangkan takbir muqayyad adalah takbir yang pelaksanaanya memiliki waktu khusus yakni mengiringi shalat dan dibaca setelah melaksanakan shalat, baik itu shalat fardhu maupun sunnah. Waktu pembacaannya setelah shalat subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah ) hingga waktu ashar hari tasyriq (13 Dzulhijjah).

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa letak perbedaan keduanya terletak pada waktu berakhirnya pelaksanaan takbir  yaitu di mana takbir pada malam hari raya ‘idul fitri dinamai dengan takbir mursal. Sedangkan takbir yang dilantunkan ketika hari raya ‘idul adha disebut takbir muqayyad, karena mengacu pada waktu pelaksanaanya yang rentang lima hari mulai dari 9-13 Dzulhijjah setiap usai shalat. 

Takbir 'idul Adha biasanya juga dilaksanakan pada malam hari raya ’id, sehingga takbir malam hari raya ‘idul adha juga termasuk takbir mursal. Oleh karenanya, takbir ‘idul adha menyandang dua julukan, yakni takbir mursal dan takbir muqayyad


Wallahu a’lam bishowab

Oleh: Lailatul Istianah (Mahasiswa Ilmu Tafsir dan Al-Qur'an UIN Walisongo Semarang) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama