Setiap makhluk yang ada di dunia tentu memiliki hati. Tidak hanya manusia dan hewan, namun al-Qur’an juga mempunyai hati. Jika al-Qur’an ditinjau dari segi bahasa (etimologi) berasal dari kata bahasa arab yang artinya “bacaan atau sesuatu yang dibaca”. Sedangkan bila ditinjau secara istilah (terminologi) al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW melalui lantaran malaikat Jibril untuk seluruh umat manusia sebagai petunjuk bagi mereka. Al-Qur’an terbagi menjadi beberapa juz, setiap juz memiliki beberapa surat dan setiap surat terbagi menjadi beberapa ayat.
Sedangkan qolbu atau biasa disebut juga dengan “hati” merupakan suatu anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia yang memiliki fungsi yang penting. Qolbu atau hati memiliki banyak makna. Menurut Imam al-Ghazali, qalbu mempunyai dua makna. Pertama, secara fisik dan yang kedua secara spiritual. Makna hati secara fisik memiliki arti organ tubuh manusia yang terletak pada dada sebelah kiri, sedangkan makna hati secara spiritual merupakan sesuatu yang bersifat lathifah (halus) bersifat rabbaniyah (ketuhanan), ruhaniyah (kerohanian).
Baca Juga : Refleksi atas Peran Agama di Masa Krisis
Dari penjelasan makna al-Qur’an dan makna hati di atas, kedua-duanya mempunyai keterkaitan atau kesinambungan antara al-Qur’an dengan hati. Hal ini dikarenakan segala sesuatu pasti mempunyai hati seperti manusia, begitu juga dengan al-Qur’an yang pasti juga memiliki hati. Jika menilik judul artikel di atas, Qolbu al-Qur’an jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah “Hatinya al-Qur’an”. Menurut mayoritas semua muslim mengetahui bahwa yang dimaksud qolbu al-Qur’an (hatinya al-Qur’an) adalah surat Yasin. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Darimi dengan nomor indek 3479
قَالَ الدارامي حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ اِبْنُ سَعِيْدٍ اَخْبَرْنَا حُمَيْدُ اِبْنُ عَبْدِ الَّرَحْمنِ عَنْ الْحَسَنِ ابْنِ صِالِحِ عَنْ هَارُوْن اَبِيْ مُحَمَّدٍ عَنْ مُقَاتِلِ ابْنِ حَيَّان عَنْ قَتَادَةٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس وَمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ
“Al-Darimi berkata: telah menceritakan kepada kami Muhamad ibn Sa’id, telah mengabarkan kepada kami Humaid ibn Abdurahman, dari Al-Hasan ibn Shalih, dari Harun abi Muhammad dari Muqatil ibn Hayyan dari qatadah Dari Anas RA dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya segala sesuatu memiliki hati. Dan hatinya al-Qur’an adalah surat Yasin. Barangsiapa yang membaca Yasin. Allah menuliskan (memberi pahala) baginya sepuluh kali membaca al-Qur’an.”(HR. Tirmidzi)
Dalam hadis ini menerangkan bahwa fadhilah hatinya al-Qur’an (qolbu Al-Qur’an) yaitu surat Yasin sangatlah banyak, salah satunya adalah Allah akan memberi pahala bagi orang yang membaca satu kali surat Yasin seperti khatam membaca al-Qur’an sepuluh kali. Surat Yasin ini sering dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia, biasanya surat Yasin ini sering dijadikan tradisi di masyarakat Indonesia, khususnya hari jum’at atau malam jum’at atau disebut tahlilan jika ada orang yang meninggal atau acara tasyakuran.
Baca Juga : Al-Qur'an dan Kemurniaanya
Jika hadis tersebut dianalisa dari segi kualitas sanadnya, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa hadis tersebut sebagai hatinya al-Qur’an tergolong hadis yang dhaif karena ada seorang perawinya yang kualitas atau periwayatannya tidak diterima yaitu Muqati bin Hayyan dan Harun Abu Muhammad, sedangkan redaksi hadis yang diriwayatkan dari Imam Ahmad bin Hanbal terdapat banyak ke-dhaif-an dalam segi kualitas sanadnya. Namun jika diteliti dari segi matannya, hadisnya lebih cenderung shahih karena dilihat dari matan tidak kontradiktif dengan al-Qur’an, hadis shahih maupun secara rasional. Hadis ini pun bisa dijadikan fadhailul a’mal (keutamaan amal) walaupun dari segi kualitas sanadnya lemah, karena kandungan yang terdapat pada hadis tersebut memenuhi kriteria syarat hadis dhaif yang bisa dijadikan fadhailul a’mal.
Hadis di atas menjelaskan bahwa “Sesungguhnya segala sesuatu memiliki hati dan hatinya al-Qur’an adalah surat Yasin”. Hadis di atas tersebut disikapi lebih lanjut oleh para ulama’ bahwa bukan hanya al-Qur’an yang mempunyai hati, bahkan setiap surat dari al-Qur’an masing-masing mempunyai hati (qolbu). Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6236 ayat menurut riwayat Imam Hafsh, di antara 144 surat tersebut memiliki atau mempunyai satu ayat yang menjadi hati (qolbu) dari masing-masing surat tersebut.
Contohnya seperti pada juz 9 surat al-A’raf terdiri dari 206 ayat, hatinya surat al-A’raf ini terletak pada ayat ke-23 yaitu
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S. Al-A'raf [7]: 23)”
Contohnya lagi surat al-Kahfi terdiri dari 110 ayat, hatinya surat al-Kahfi ini terletak pada ayat ke-46
اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (Q.S. al-Kahfi[18]:23) ”
Baca Juga : Bahaya Radikalisme
Qolbu al-Qur’an ini dijadikan sebuah tradisi di beberapa tempat pondok pesantren, biasanya qolbu al-Qur’an ini rutin dibaca sebagai wirid, karena sudah menjadi kebiasaan yang sering dibaca maka qolbu al-Qur’an ini bisa dinamakan “Hizib al-Qur’an”. Manfaat qolbu al-Qur’an ada banyak, sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa qolbu al-Qur’an memiliki 50 faidah ada mengatakan 51 faidah, di antaranya yaitu dikabulkan segala doanya, diberikan selamat di alam kubur, diselamatkan melewati shirotol mutaqim, dan lain-lain.
Oleh : Muhammad Luthfi (Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang