Al Qur’an adalah sebuah kitab suci milik umat islam yang diturunkan pertama kali oleh Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira pada tahun 610M. Banyak ulama yang berpendapat bahwa peristiwa turunnya Al Qur.an ini terjadi pada malam Lailatul Qadar. Ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah surat Al Alaq ayat 1-5 yang sekaligus menjadi tanda diangkatnya Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, peristiwa dan sejarah turunnya Al Qur’an itu kini diperingati sebagai peristiwa Nuzulul Qur’an.
Malam Nuzulul Qur’an adalah malam yang penuh keberkahan. Allah akan melipatgandakan pahala Umat Islam yang beribadah pada malam Nuzulul Qur’an. Untuk mendapatkan keutamaan tersebut, Umat Islam dapat memperbanyak ibadah dengan i’tikaf di Masjid, berdzikir, bersedekah, melakukan sholat sunnah dan membaca Al Qur/an. Membaca Al-Qur’an tak hanya bernilai ibadah, tetapi juga dapat menjadi obat penawar jiwa yang gelisah, pikiran yang tak menentu dan jasmani yang kurang sehat. sebagaimana Allah SWT berfirman dalam (Q.S Al Isra’[17]:82) yang berbunyi sebagai berikut:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
“Dan kami turunkan Al-Qur’an sebagai rahmat dan penawar bagi orang-orang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang dzalim selain kerugian” (Q.S Al Isra’ (17) Ayat 82)
Salah satu yang dibahas dalam Al Qur’an adalah As Syifa’ atau obat, banyak ahli tafsir yang meneliti dan berusaha mengungkap makna As Syifa’ yang terkandung dalam Al Qur’an dan juga memahami isi kandungan dalam setiap kata Syifa'. Lafadz Syifa’ dalam Al Qur’an terdapat pada 10 surat dan 14 ayat, yaitu surat Al Isra’ ayat 7 dan 82, Yunus ayat 57, An Nahl ayat 69, Al Maidah ayat 39, Al Baqarah ayat 129 dan 257, At Taubah ayat 108, Al Insyiroh ayat 1-3, Al Imran 31, Muhamad ayat 2 dan Al Hijr ayat 47.
Baca Juga : Aisyah binti Syathi': Mufasir Sekaligus Jurnalis Penjujung Kesetaraan Gender
Kata-kata As Syifa’ atau Isytisyfa’ mengandung beberapa makna seperti :
1. Ahsanna artinya mengadakan perbaikan.
2. Ashlaha artinya melakukan perbaikan.
3. Zakka artinya mensucikan.
4. Thahhara artinya membersihkan atau mensucikan.
5. Akhraja artinya mengeluarkan, mengusir, membuang, atau meniadakan.
6. Syaraha artinya menjelaskan, membuka, atau melapangkan.
7. Wadha’a ‘an artinya menghilangkan, mencabutkan, atau menurukan.
8. Ghafara artinya menutupi, mengampuni, atau memperbaiki.
9. Kaffara artinya menyelubungi, menutupi, atau menghapuskan.
10. Naza’a artinya mencabut atau melepaskan.
Menurut pendapat Fahrudin Ar-Razi kata yang memiliki kaitan makna sama seperti Syifa’ yakni Bur’ah dan Salamah. Selain itu menurut Ar Razi bahwa sasaran maksud dari kata Syifa’ adalah manusia, oleh karena Syifa’ dalam Al Qur’an dimaksudkan sebagai obat bagi jism manusia untuk menjaga kesehatan, menyembuhkan dan menguatkan jasmani dan rohani seseorang secara global yang juga bermanfaat bagi lingkungannya.
Baca Juga : Rahasia Cepat Terkabulnya Doa
Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan, perawatan, dan pengobatan dari Syifa’ ini adalah manusia secara utuh, yakni yang menyangkut dengan gangguan pada mental, yaitu yang berhubungan dengan fikiran, akal, ingatan atau proses yang berasosiasi dengan fikiran akal dan ingatan. Seperti mudah lupa, malas berfikir, tidak mudah berkonsenterasi bahkan tidak memiliki kemampuan membedakan antara halal dan haram, yang bermanfaat atau bermadhorot serta antara yang hak dan batil. Hal ini sudah jelas dijelaskan Allah SWT pada surat Al Baqarah ayat 44.
Gangguan pada manusia yang kedua adalah gangguan spiritual atau batin yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat, atau jiwa. Nama lain dari gangguan batin yaitu rohaniyah atau religius yang berhubungan dengan keimanan, agama, dan menyangkut tentang syirik, munafiq, fasiq dan kufur. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 8 dan surat Al Baqarah ayat 13 dan 15. Gangguan pada manusia yang ketiga adalah gangguan moral.
Gangguan moral atau yang biasa dikenal dengan akhlak yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang mengakibatkan perbuatan tanpa memikirkan dan mempertimbangkan tentang akibatnya. Untuk menyembuhkan penyakit-penyakit itulah Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk memberikan contoh yang baik dan benar pada diri manusia.
Baca Juga : Mengenal Mufasir Perempuan dari Mesir: Karimahn Hamzah binti Abdul Lathif
Ayat-Ayat Syifa’ dan Terjemahnya.
1. وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Artinya : “Dan kami turunkan Al-Qur’an sebagai rahmat dan penawar bagi orang-orang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang dzalim selain kerugian.” (Q.S Al Isra’ (17) :82)
2. يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.Yunus (10) : 57).
3. ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya : “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An Nahl (16) : 69).
Kesimpulan berdasarkan pembahasan di atas :
1. Surat Al Isra’ (17) Ayat 82, bahwa kitab Al Qur’an merupakan suatu petunjuk dan penawar bagi kaum Mu’minin.
2. Surat Yunus (10) Ayat 57, bahwa ayat di atas menunjukkan bahwa Al Qur’an dapat dijadikan obat penawar bagi segala macam penyakit ruhan(hati) manusia, dan terkadang juga, dapat dijadikan sebagai penawar obat penyakit jasmani, namun yang bersifat psikosomatrik saja.
3. Surat An Nahl (16) Ayat 69, Ayat di atas menunjukan bahwa sebuah madu sangatlah mempunyai suatu keistimewaan, atau dikatakan juga sebuah madu itu merupakan suatu makanan yang dapat memulihkan kesehatan.
Al Qur’an sebagai As Syifa cukup menarik untuk terus dikaji dan didalami melalui proses penelitian dan penafsiran seputar ayat-ayat Syifa’. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Abu Hasan As Syadzili dalam kitabnya Sirrul Jalil bahwa penyakit apapun bisa di sembuhkan dengan Al Qur’an asalkan kita yakin dan percaya bahwa Al Qur’an adalah obat bagi seluruh umat manusia.
Oleh : Muhammad Najwa Rizqi Maulana (Mahasiswa Ilmu Al Quran dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)