hmjiatwalisongo - Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang, kembali mengadakan semarak FUHum Festival (18-20/9). Kali ini Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (HMJ IAT), turut memeriahkan kegiatan tersebut dengan mengadakan pelatihan maktabah syamilah dan penelitian takhrij hadis.
Acara ini bertempat langsung di kampus II FUHum, yang diisi langsung oleh dosen muda UIN Walisongo Semarang, Muhammad Khudori, M.Th. I sebagai pemateri maktabah syamilah, dan Dr. H. M. Ahmad Tajudin Arafat, M. S. I, selaku sekjur S2 IAT UIN Walisongo Semarang, sebagai pemateri penelitian takhrij hadis.
Hari pertama dilaksanakan pelatihan maktabah syamilah, yang dimulai pukul 09.15 di gedung Q, dibuka langsung oleh Bapak Mundhir, M.Ag., selaku ketua jurusan prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Peserta yang mengikuti pelatihan berkisar 100 mahasiswa melalui via online (youtube) maupun offline. Peserta tidak hanya berasal dari mahasiswa prodi IAT saja, namun prodi lain juga turut berpartisipasi di dalamnya. Salah satu peserta berasal dari prodi Akidah Filsafat Islam (AFI), ia mengaku antusias dalam mengikuti pelatihan.
"Berhubung di prodiku nggak ada pemaparan tentang hadis, tapi aku pengen belajar perihal hadis-hadis dan sumbernya, dengan maksud untuk menambah wawasan dan pengetahuan selain dari jam kuliah yang ada. Kalau masalah kesulitan itu memang lumayan sulit sih menurut ku, apalagi baru pertama kali tahu tentang software maktabah syamilah ini. Tapi acara ini benar-benar manfaat banget, apalagi untuk menambah pengetahuan tentang seluk beluk hadis", begitulah ucap Ndung.
Tidak hanya peserta saja, namun salah satu pemateri merasa bangga atas terselanggaranya acara ini, apalagi diadakan langsung oleh HMJ IAT UIN Walisongo Semarang.
“Alhamdulillah saya merasa bangga atas kepedulian mahasiswa (HMJ IAT), yang punya kepedulian untuk mengenalkan dan mendekatkan mahasiswa dalam mengkaji turats dengan maktabah shamilah, karena bisa dibilang, bahwa kunci utama memahami maktabah syamilah, sebenarnya adalah memiliki kemampuan dasar bahasa Arab, dan juga sering menggunakan maktabah syamilah. Pelatihan ini bisa juga dipadukan dengan kamus digital”, ungkap Khudori.
Di samping itu, ada beberapa kendala teknis yang dirasakan oleh Khudori terkait software yang digunakan.
"Ada beberapa kendala teknis sebenarnya ya kemaren, salah satunya dari software maktabahnya yang belum tersosialisasi dengan baik", imbuhnya.
Tidak cukup sampai di situ, hari kedua penelitian takhrij hadis yang bertempat di gedung O, para peserta diinstruksikan untuk membuat kelompok yang terdiri dari lima orang. Dengan begitu peserta diharapkan mampu mengikuti penelitian takhrij hadis secara sistematis.
Tajudin selaku pemateri takhrij hadis sempat berpesan kepada peserta, “Lihatlah apa yang diucapkan, jangan melihat siapa yang mengucapkan, karena hal tersebut tidak berlaku dalam ilmu hadis. Selain apa yang diucapkan, orang yang mengucapkan juga sangat dipertimbangkan dalam ilmu hadis ini”.
A. Mahmud Al-Hamidi selaku ketua panitia juga menyampaikan harapan atas terselenggaranya acara ini, "Sebagai umat muslim jangan sampai kita kehilangan semangat dalam mengkaji khazanah keilmuan Islam secara kritis dan ilmiah, karena itulah wajah Islam yang sesungguhnya".
Oleh: Uswatun Khasanah (Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)
Labels:
Berita
Mengkereenn
BalasHapus