Siapa sih yang tak kenal dengan Fakhruddin ar-Razi, sosok mufasir yang tergolong pertama kali membuat karya dengan menggunakan penafsiran ayat-ayat kauniyah? Bahkan karyanya itu menuai berbagai kritik dan menjadi kontroversi karena dianggap sebagai hal yang tidak wajar dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an.
Fakhruddin Ar-Razi memiliki nama lengkap Muhammad bin Dhiyau ad-Din bin Umar bin Hasan bin Husain At-Tamimy Al-Bakry Al-QurasyiAt-Tibristani Ar-Razi Asy-Syafi’i Al-Asy’ari. Lahir di Kota Rey, Iran pada tahun 544 H/1149 M dan wafat pada 606 H/1209 M. Ia memiliki berbagai nama julukan di antaranya, Imam Fakhruddin ar-Razi, Abu Abdillah, Abu al-Ma’ali, Ibnu Khatib ar-Ray, Ibnu Khatib.
Awal pendidikannya, Fakhruddin Ar-Razi belajar berbagai ilmu ushul, ilmu fiqih dan ilmu hadits, kepada ayahnya sendiri yang bernama Dhiyau ad-Din bin Umar. Untuk menghormati dan memuliakan ayahnya, ia memanggilnya dengan sebutan Guru yang Berbahagia (Syaikh Sa'id). Namun setelah wafat ayahnya, ia berguru kepada Simnani dalam bidang ilmu fiqih dan kembali ke tempat asalnya untuk mempelajari ilmu filsafat dan ilmu kalam dari Majili, Fakruddin juga belajar pada Teolog Syiah Mahmud bin Ali al-Himsha.
Fakhruddin Ar-Razi merupakan ulama produktif yang sangat disiplin ilmu, terutama pada ilmu tafsir. Sehingga karya-karyanya turut memperkaya khazanah pengetahuan Islam. Di antara karya kitab-kitabnya yang menggunakan bahasa Arab yakni; Kitab Tafsir Al-Kabir, (Kitab Imam Fakhruddin ar-Razi yang paling terkenal) kitab ini disempurnakan cetakannya di syarikat (perusahaan) percetakan Mesir yang dicetak sebanyak 32 juz. Kemudian Kitab Tafsir Al-Fatihah yang menerangkan bahwa terdapat seribu masalah, Kitab Tafsir As-Shaghir (dengan judul Asrar Al-Tanzil wa Anwar Ta’wil), Kitab Nihayah Al-‘Ukul 5. Kitab Al-Mahshul fi Ilmi Usul Fiqh, Kitab Al-Mabahasul Masyriqiyah dan masih banyak karya kitabnya yang lain. Adapun kitabnya yang berbahasa Persia adalah Risalah Al-Kamaliah, wa Tahjin Ta’jiz Al-Falasafah dan Kitab Al-Barahin Al-Bahaiyyah.
Salah satu kitab tafsirnya yang begitu meluas dan mendalam adalah Mafatih al-Gayb atau at-Tafsir al-Kabir li al-Qur'anul Karim, di mana kitab ini banyak dikutip oleh kitab-kitab tafsir lain dari berbagai mahzab, di antaranya mahzab Syi'ah dan mahzab Sunni. Karyanya ini dinilai sangat luar biasa, dikarenakan menggunakan metode dan nalar untuk menciptakan peradaban dalam keilmuan Islam. Akan tetapi, karyanya masih belum banyak diketahui dan diapresiasi oleh kalangan Islam itu sendiri.
Tafsir Ar-Razi merupakan karya pertama yang menafsirkan ayat-ayat kauniyyah dalam al-Qur’an. Hal ini dianggap menjadi ketidakwajaran dalam dunia penafsiran, sehingga tafsir Ar-Razi ini mendapat banyak kritik dan menjadi kontroversi di kalangan mufasir lainnya. Bahkan ada yang memojokkannya dengan mengatakan bahwa tafsir Ar-Razi ini terlalu mubazir, karena membahas banyak hal yang tidak diperlukan dalam ilmu tafsir, seperti pendapat dari Abu Hayyan misalnya.
Imam Fakhruddin Ar-Razi bukanlah sosok ulama yang hanya ahli dalam ilmu tafsir saja. Akan tetapi, ia juga ulama yang ahli dalam bidang fiqih, ilmu bahasa, ilmu sastra, ilmu logika (mantiq), ilmu kalam dan ilmu filsafat. Bahkan ia juga mempraktekan dan menerapkan paradigma ilmu kalam dalam menulis filsafat, yang tertera dalam kitabnya yang terkenal al-Mabahits al-Masyriqiyyah.
Dalam kitab al-Muqoddimah, Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa usaha yang dilakukan oleh Fakhruddin Ar-Razi ini sebagai thoriqoh al-Mutaakhirin, di mana menggunakan metode penggabungan ilmu filsafat dan ilmu kalam secara bersamaan, di mana sebelumnya pada kalangan mutaqaddimin, dua ilmu ini sangat bertentangan dan tidak bisa disinergikan.
Adapun di dalam ia berkarya, Fakhruddin Ar-Razi mengabdikan dirinya sendiri semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan ketulusannya itu, ia menjadi sosok ulama produktif yang luas akan pengetahuan dan pemahaman mendalam terkait ilmu agama yang ia miliki.
Seperti yang kita ketahui, Fakhruddin Ar-Razi mampu menciptakan salah satu kitab tafsirnya dengan bentuk yang berbeda, yakni menggunakan metode penafsiran ayat-ayat kauniyah ke dalam satu metode dan penalaran. Sehingga terlihat dari sisi kuantitas maupun kualitas bahwa karya-karyanya yang luar biasa ini turut memperkaya khazanah pengetahuan Islam. Semoga dengan ini, pembaca dan penulis terinspirasi dan terus semangat dalam berkarya dalam bidang apapun.
Oleh: Rike Saidatur Rohmah (Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)
Labels:
Artikel