Alfiyah merupakan kitab yang tidak asing di kalangan para santri, terdapat dua macam Alfiyah, salah satunya adalah Alfiyah karangan Ibnu Mu'thi. Yang akan kita bahas kali ini adalah Alfiyah versi Ibnu Malik. Al-Alamah Muhammad Jamaluddin bin Abdullah bin Malik ath-Tha'iy al-Jayyaniy atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Malik merupakan salah satu Imam dalam bidang nahwu dan bahasa Arab, juga dalam bidang syair Arab, qira'at al-Quran, dan hadits.
Ia dilahirkan pada tahun 600 Hijriah di Jayyan, suatu daerah di bawah kekuasaan Andalusia (Spanyol). Konon ketika itu penduduk di sekitarnya sangat mencintai pengetahuan, sehingga mereka benar-benar mengamalkan fastabiqul khoirot dalam kehidupannya, mereka juga berpacu dalam menempuh pendidikan, bahkan bersaing dalam mengarang buku-buku ilmiah.
Ibnu Malik wafat pada tahun 672 Hijriah tepat pada tanggal 21 Februari 1247 di Damaskus pada umur ke-75, dan dimakamkan di pemakamannya al-Qodhi ‘Izzuddin bin as-Sho’igh. Ada yang mengatakan beliau dimakamkan dipemakaman Ibnu Ja’wan.
Pendidikan Ibnu Malik
Semasa kecil, Ibnu Malik menuntut ilmu di daerahnya dan menimba ilmu pada Syaikh Al-Syalaibuni (w.645 H). Setelah menginjak desawa, ia berangkat menunaikan ibadah haji dan meneruskan menuntut ilmu di Damaskus. Di Negeri itu ia belajar ilmu dari beberapa ulama setempat, antara lain Imam al- Sakhawi (w. 643 H). Tak berhenti di situ, setelah merasa puas belajar di Damaskus, Ibnu Malik melanjutkan perjalanannya ke kawasan Aleppo dan belajar ilmu kepada Syaikh Ibn Ya’isy al-Halaby (w.643H). Di dua kota tersebut, nama Ibnu Malik semakin harum kerena kecerdasan dan kejernihannya dalam berpikir. Ia banyak menuangkan teori-teori nahwiyah yang merupakan gambaran teori-teori madzhab Andalusia, dan saat itu tak banyak orang Syiria yang tahu.
Teori nahwiyah ini banyak diikuti beberapa muridnya, seperti imam Nawawi, Ibn al-Athar dan lainnya. Untuk menguatkan teorinya, ia tidak segan-segan mengambil syahid (bukti) dari teks-teks al-Qur'an, teks hadits, syair-syair sastrawan Arab. Semua itu adalah pemikiran yang diproses melalui paradigma yang dituangkan dalam kitab-kitab karangannya. Baik bentuk nadhom atau natsar, selain Alfiyah Ibnu Malik juga pengarang kitab kitab agung seperti Nadzhom Al-Kafiyah Al-Syafiyah.
Karya-karya Ibnu Malik
Salah satu kitab karangan Ibnu Malik yang paling populer adalah kitab Alfiyah, kitab dengan nadzom 1002 bait yang menjelaskan tentang ilmu nahwu dan shorof. Kitab ini bukan hanya dikaji di beberapa pesantren, tetapi juga pada universitas pada umumnya. Bahkan banyak dijadikan sebagai landasan pengajaran literatur bahasa Arab di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Baca Juga : Renungan Insan
Kitab Alfiyah sering disebut dengan kitab al-Khulashah yang berarti ringkasan. Karena sebenarnya kitab Alfiyah sendiri merupakan kitab ringkasan dari kitab nadzam al-Kafiyah al-Syafiyah yang terdiri dari 2752 bait, yang mana merupakan karangannya sendiri.
Beberapa karyanya yaitu; Al-Kafiyah asy-Syafiyah dan Syarahnya (dalam bidang kaidah sharaf), Tashil al-Fawaid wa Takmil al-Maqashid dan Syarahnya (dalam bidang kaidah nahwu), Ijaz at-Tashrif fi `ilmi at-Tashrif, Tuhfatu al-Maudud fi al-Maqshur wa al-Mamdud, Lamiyatu al-Af`al, Al-I`tidhad fi adh-dha' wa azh-zha', Syawahid at-Taudhih limusykilat al-Jami` ash-Shahih (syarah secara nahwu dari 100 hadits yang ada di Shahih Bukhari).
Oleh: Emma Nur Haliza (Mahasiswi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)
Editor: Mufti Rahmawati
Labels:
Artikel