Rajutan Agama Penyejuk Jiwa

 


Hidup beragama menjadi fitrah dari manusia yang sesuai dengan martabat manusia sebagai makhluk yang tertinggi. Makhluk-makhluk lainnya di bumi ini lebih rendah martabatnya, dan mereka tidak memerlukan agama. Sebab itu, orang-orang yang membenci agama, atau yang ingin menghapuskan agamaagama di muka bumi ini berarti ingin menurunkan manusia itu kepada martabat yang lebih rendah lagi hina. Padahal kita sudah dikaruniai martabat yang mulia. 

Secara general, terdapat berbagai macam agama yang tersebar di berbagai belahan dunia, mulai dari Islam, Hindu, Budha, dan masih banyak lagi. Teori mayoritas dan minoritas dalam konteks beragama seolah-olah menjadi tolak ukur keberhasilan dari jumlah umat yang memeluk agama tersebut. Hal inilah yang sering menimbulkan paradigma dari naik turunnya kiprah dari sebuah agama. Setidaknya, kita harus mampu memahami pemaknaan kata "beragama" ini secara mendalam.

Beragama pada dasarnya merupakan kecenderungan manusia yang sesuai dengan insting dan fitrahnya untuk mengakui adanya kekuatan yang luar biasa di dunia. Insting itu lahir karena kekaguman manusia melihat ciptaan yang tidak bertara ini. Oleh karena itu beragama adalah tabiat atau naluri yang pertama pada manusia. Insting mengagumi kekuasaaan dan keagungan itu dalam bentuk mengakui Tuhan. 

Bentuk pengakuannya berupa keyakinan akan tiap sesuatu pasti ada yang menguasainya, seperti adanya penguasa angin, penguasa air, dan ada penguasa setiap gerak pada diri manusia yang memberi manfaat pada dirinya atau menimbulkan kerusakan dalam alam ini. 

Salah satu sebab utama manusia harus memeluk agama berupa, keterbatasan kemampuan dari manusia, ketika ada seorang manusia yang mengalami kesulitan, hal pertama yang ia lakukan adalah, meminta pertolongan kepada Tuhan, dengan berdoa dan berusaha. 

Hasil dari usaha yang ia lakukan salah satunya adalah, kuasa Tuhan akan mempermudah kita dalam menghadapi masalah itu, entah melalui perantara, atau memberi suntikan semangat dan kekuatan dalam menyelesaikan masalah.

Perlu kita ketahui, permasalahan yang menimpa kita merupakan salah satu skenario tuhan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia, jika kita pikirkan lebih dalam, dengan berstatus sebagai manusia kosong tanpa agama, maka sama halnya dengan pengakuan universal bahwa manusia bisa berdiri sendiri tanpa bantuan tuhan. Problematika seperti inilah yang sering melatarbelakangi sempitnya pemikiran manusia akan pentingnya beragama.

Pada hakikatnya umat manusia itu di dalam hidupnya selalu diliputi oleh dua hal yang sangat dominan yaitu : Harapan dan kecemasan. Selain itu, manusia juga memiliki rasa kagum atas segala proses yang terjadi di alam ini, pergantian siang dengan malam, timbulnya panas dan dingin, berpasang-pasangannya makhluk, dan berbeda-bedanya bentuk manusia sekalipun berasal dari ibu bapak yang sama. 

Agama merupakan jawaban terhadap kebutuhan akan rasa aman, terutama pada hati manusia. Banyak umat manusia yang telah menemukan agama/jalan hidupnya sesuai dengan keyakinannya masing-masing, Pada hakekatnya, semua agama itu benar.

Mahatma Ghandi berpendapat bahwa, "Agama itu satu pohon dengan banyak cabang ". Jika kita lihat makna dari pendapat ini adalah, Banyaknya agama di dunia ini merupakan bentuk kuasa dari Tuhan yang membebaskan manusia dalam menyembahnya. Meskipun cara ibadahnya berbeda-beda tetapi satu tujuan pengesaan akan ketuhanannya akan tetap sama. Di dunia tidak ada pemaksaan dalam menganut sebuah agama, namun secara faktual, hanya agama Islam lah yang mampu menyajikan kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Kebanyakan manusia yang tidak memeluk agama merupakan golongan dengan fanatisme akan kebebasan tanpa aturan, mereka berpendapat bahwa "fitrah manusia di bumi ini sebagai penduduk asli, dan semua hal yang dilakukan di bumi adalah hak mereka sendiri. Ada beberapa bukti yang mengharuskan manusia dalam beragama, yaitu,

1. Karena agama sumber moral.

2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.

3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.

4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun di kala duka.

Manusia yang beragama, lazimnya memiliki keyakinan terhadap Tuhan sang maha mengatur kelangsungan hidup, berupa aturan-aturan langit yang diyakni untuk dijalankan oleh segenap penganutnya. Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwasanya, agama menawarkan solusi atas problem psikologis manusia. 

Persoalan yang dihadapi psikologis manusia, agama kemudian menjadi terapi, sehingga problem-problem terselesaikan. Orang yang beragama atau meyakini sepenuhnya ajaran agama yang ia peluk bersifat benar, maka perilakunya secara psikologis terdeskripsi bahwa, ia adalah pengamal agama yang baik. Meskipun fenomenalnya, masih ada sebagian kecil personal yang bertentangan antara amalan agama dengan perilaku sosialnya. 

Pada intinya, manusia yang hakekatnya makhluk sosial dengan segala kekurangannya membutuhkan pegangan kuat dalam menjalani kehidupan. Dengan Agama dan keyakinan akan ketuhanan, akan menjadikan manusia menjadi makhluk yang sempurna dalam menggunakan akal dan sempurna dalam perilaku sosial individual maupun kelompok.


Oleh: Retna Choerotunnisa' (Mahasiswi Angkatan 2022 Jurusan IAT UIN Walisongo Semarang)

Editor: Rizqi


1 Komentar

  1. Choosing the best material contains decisions concerning the steel sort and bodily properties. precision machining Each material has its unique characteristics and offers unique benefits. Thus, the specified finish merchandise and applications will determine the best sheet steel material choice. Sheet steel fabrication is a flexible manufacturing process with an extensive list of methods and usable metals. Getting conversant in the know-how, how it it} works, and its applications will allow you to decide if it is finest option|the finest choice|the most suitable choice} for your project.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama