Allah menciptakan alam semesta ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena Nabi Muhammad Saw. Pernyataan ini bisa kita lihat pada hadist qudsi Riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqi. Dalam haditsnya, beliau menyatakan bahwa Allah tidak akan menciptakan Nabi Adam kecuali hanya karena Nabi Muhammad Saw.
والأصل في ذلك ما رواه الحاكم والبيهقي من قول الله تعالى لآدم لما سأله بحق محمد أن يغفر له ما اقترفه من صورة الخطيئة وكان رأى على قوائم العرش مكتوبا لا إله إلا الله محمد رسول الله سألتني بحقه أن أغفر لك ولولاه ما خلقتك فوجود آدم عليه السلام متوقف على وجوده صلى الله عليه وسلم
Artinya: “Dasar atas pernyataan ini adalah hadits riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqi perihal jawaban Allah Swt kepada Nabi Adam As yang meminta dengan nama Nabi Muhammad Saw supaya Allah mengampuni kekeliruannya. Nabi Adam As ketika itu melihat catatan Laa illa ha illallah Muhammadur Rasulullah pada tiang-tiang Arasy. Allah menjawab, “Kau meminta dengan namanya (Nabi Muhammad Saw) agar Aku mengampuni mu. Sungguh, kalau bukan karenanya, Aku tidak akan menciptakanmu.” Jadi, keberadaan Nabi Adam As bergantung pada keberadaan Nabi Muhammad Saw.”
Jelas sekali bahwa pernyataan di atas merupakan wujud dari ketegasan Allah dalam menciptakan alam semesta. Jika bukan karena Nabi Muhammad maka Allah tidak akan menciptakan Nabi Adam. Jika tidak diciptakannya Nabi Adam maka tidak ada manusia yang hidup dan menempati alam semesta ini. Jadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa Allah SWT, menciptakan alam semesta ini karena Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad Saw, merupakan teladan bagi seluruh umat manusia yang ada di bumi. Rahmatan lil ‘alamin merupakan sebutan untuk Nabi Muhammad yang sering kita dengar di telinga kita. Beliau tonggak peradaban yang mampu menghadirkan tokoh-tokoh teladan di berbagai lini kehidupan. Dalam QS. Al-Ahzab ayat 21, Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya:
”Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Nabi Muhammad Saw, adalah orang yang harus kita contoh dan kita jadikan panutan dalam kehidupan kita. Akhlak beliau merupakan akhlak paling sempurna di antara manusia-manusia yang lain. Apabila kita mengikuti apa-apa yang diperintahkan beliau, maka hidup kita akan terarah. Seperti turunan dalam QS. Al-Imran ayat 31, Allah bersabda:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita bangga kepada Nabi Muhammad Saw. Beliau sangat berjasa dalam peradaban Islam. Pertama, Nabi Muhammad membangun peradaban berbasis literasi. Beliau merupakan pelopor pertama yang dapat membangkitkan gairah baca tulis. Beliau mampu merubah masyarakat yang awalnya tidak mengenal baca tulis menjadi masyarakat yang haus akan ilmu pengetahuan.
Karena kita tahu bahwa kebangkitan sebuah bangsa berawal dari budaya cinta literasi. Dengan membaca, kita dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui, misalnya permasalahan yang ada di alam semesta ini. Sehingga muncul anekdot yang menyatakan bahwa “Dengan membaca, aku bisa menjelajahi dunia.” Kedua, Nabi Muhammad mampu membangun masyarakat yang taat kepada hukum. Beliau sangat tegas dan adil dalam memimpin suatu negara. Bahkan, beliau juga pernah mengatakan bahwa “seandainya jika anaknya sendiri yang melakukan pelanggaran misalnya mencuri, beliau akan tetap memotong tangannya”.
Nabi Muhammad Saw, mendidik umatnya agar selalu taat kepada hukum dan aturan yang berlaku di suatu negara tersebut. Suatu ketika, ada seorang ibu hamil karena berzina datang kepada Nabi Muhammad dan mengatakan bahwa dia siap untuk dihukum dan minta dirajam. Jika bukan karena ketegasan Nabi Muhammad dalam menegakkan hukum, maka tidak akan terjadi hal yang demikian. Akan tetapi, jika kita bandingkan dengan negara-negara saat ini, sangat berbanding terbalik. Banyak kasus pelanggaran tetapi ditutupi dengan berbagai alasan.
Ketiga, Nabi Muhammad mampu membangun masyarakat yang cinta tolong menolong. Beliau mampu mendamaikan dan menyatukan kembali kabilah-kabilah yang terlalu fanatik terhadap kelompok-kelompoknya. Nabi Muhammad Saw, selalu mengajarkan kepada kita semua untuk senantiasa selalu berbagi kepada satu sama lain. Banyak hadist yang mengatakan terkait hal ini, salah satunya adalah hadist Riwayat Bukhari “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”
Semoga dengan jasa-jasa Nabi Muhammad Saw, tersebut dapat kita jadikan sebagai referensi dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wallahu a’lam bi Al-Shawab
Oleh: Siti Yulianti (Mahasiswa IAT UIN Walisongo Semarang)
Editor: Rike Saidatur Rohmah