Antara Kopi dan Islam


Kopi merupakan sebuah tumbuhan berbiji, kemudian diolah menjadi minuman yang digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari muda hingga tua. Di samping itu, kopi juga memberikan banyak manfaat, seperti antioksidan yang dapat mengurangi peradangan dan memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis, di antaranya adalah obesitas (kelebihan berat badan).

Dibalik banyaknya manfaat kopi, ada juga bahaya yang mengintai ketika terlalu berlebihan dalam mengonsumsi kopi. Seperti masalah pencernaan, meningkatkan darah tinggi, dan penyebab gangguan tidur. Hal tersebut terjadi karena kafein yang terkandung di dalamnya merupakan zat stimulant yang mampu membuat kinerja otak dan saraf lebih aktif dari biasanya. Selain itu masih banyak lagi efek samping yang bisa ditimbulkan ketika terlalu sering mengkonsumsi kopi.


Dari situ para ulama’ memutuskan bahwa hukum mengkonsumsi kopi adalah mubah (hukum Islam yang apabila dilakukan atau tidak, sama-sama tidak mendapatkan apapun). Sesuai dengan hukum fiqih, yaitu الأصل في الأشياء الإباحة (hukum asal segala sesuatu adalah mubah). Kemudian hukum ini diperkuat dalam kitab Irsyadu al-Ikhwan fi Bayani al-Hukm al-Qahwah wa al-Dhukhan, karya Kiai Ihsan Jampes yang mengutip pendapat dari sejumlah ulama, yaitu Imam Al-Ramli, Najm Al-Ghazi dan Ibn Hajar Al-Haitami yang memperbolehkan manusia dalam mengkonsumsi kopi.

Dalam sejarahnya, penemuan biji kopi berawal dari salah satu ilmuan Islam, Imam Abul Hasan Ali, yang kemudian dipasarkan oleh Imam Abu Bakr Al-Idrus. Ia menciptakan sya’ir tentang kopi yang memiliki makna mendalam, seperti halnya lafadz Qahwah adalah bahasa Arab dari kopi. Terdiri dari huruf  qaf  yaitu quuds (suci), ha’ adalah huda (petunjuk), wawu adalah wud (cinta), dan ha’ yang terahir adalah hiyam (pengusir kantuk).

Keunikan kopi berasal juga dari rasanya yang pahit, seringkali para penikmatnya mendifinisikan hal tersebut sebagai cara untuk berpikir positif terhadap segala hal yang dihadapinya. Namun anehnya, hal tersebut memberikan kenikmatan tersendiri. Tidak sedikit pula penikmat kopi yang menggunakan tambahan gula sebagai penetral rasa pahit dalam kopi. Dengan khas aroma dan cita rasa kopi, banyak manusia yang memiliki rasa candu terhadap kopi khususnya bagi kaum Adam.

Pada zaman Rasulullah saw pun kopi sudah menjadi minuman favorit. Hal ini terbukti ketika ada seorang sufi yang bertanya langsung kepada Rasulullah.

Baca Juga: Maaf Tuhan

"Wahai Rasulullah saw, saya suka meminum kopi". Tanpa banyak kata, Nabi Muhammad saw langsung memerintahkan sang sufi untuk membaca doa khusus ketika hendak meminum kopi.

اللّهُمَّ اجْعَلْهَا نُورًا لِبَصَرِي وَعَافِيَةً لِبَدَنِي وَشِفَاءً لِقَلْبِي وَ دَوَاءً لِكُلِّ دَاءٍ، يَا قَوِيُّ يَا مَتِين

Artinya:

"Ya Allah, jadikanlah kopi yang saya teguk sebagai cahaya bagi penglihatanku, kesehatan bagi badanku, penawar hatiku, obat bagi segala penyakit, duhai zat yang Maha Kuat dan Maha Teguh ... kemudian membaca “bismillahirrahmanirahim.”"

Kemudian Rasulullah menyebutkan keutamaan dari do’a tersebut,

إن الملائكة تستغفر لك ما دام طعم القهوة في فمك

Artinya:

“Sesungguhnya malaikat akan memohonkan ampunan kepada Allah untukmu selama bau kopi masih semerbak pada mulutmu.”

Dari Pengertian tersebut, banyak sekali pecinta kopi yang menyimpulkan sendiri tentang filosofi dari kopi. Salah satunya terkait cita rasa kopi yang berbeda walaupun berasal dari pohon yang sama. Allah menjawab permasalahan tersebut melalui QS. Al-Ra’d ayat 4, yang berbunyi:

وَّنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلٰى بَعْضٍ فِى الْاُكُلِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ 

“Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.”

Bisa disimpulkan bahwa kopi itu memiliki manfaat tersendiri bagi para penikmatnya, dengan syarat tidak berlebihan dan keseringan dalam mengkonsumsi setiap harinya.


Oleh: Agung Rahmatullah (Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang)
Editor: Uswatun Khasanah

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama