KH Sodiq Hamzah: Eksistensi Tafsir Nusantara, Harus Saya Syi'arkan Hingga Kancah Dunia


Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang gelar Seminar Bedah Tafsir Al-Bayan pada Kamis (06/10/2022). 

Acara yang bertempat di Gedung O lantai 3 Kampus 2 UIN Walisongo Semarang, dihadiri kurang lebih 300 mahasiswa Ushuluddin, serta beberapa petinggi kampus dengan dibuka oleh, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang Hasyim Muhammad. 

Hasyim Muhammad mengatakan, eksistensi penafsiran kontemporer bercorak Nusantara perlu disebarluaskan di kalangan mahasiswa tafsir.

"Maka dari itu, dengan diadakannya bedah Tafsir Al Bayan ini, saya harap, mampu membuka wawasan mahasiswa tafsir agar lebih luas, khususnya bagi mahasiswa akhir yang masih bingung mencari topik untuk skripsinya, tafsir Al Bayan ini bisa dijadikan sebagai ide penelitian," ucapnya.

Narasumber Seminar Bedah Tafsir Al Bayan, KH. Shodiq Hamzah menjelaskan, Tafsir Al Bayan ini ia susun dalam kurun waktu sekitar 2 tahun, Tafsir Al Bayan ini berisikan tentang berbagai kutipan penafsiran milik mufassir terdahulu.

"Saya itu tertarik dengan yang namanya tafsir Nusantara, saya menulis kitab ini pun sebagai bentuk kecintaan saya terhadap Nusantara. Hampir keseluruhan isi dari kitab ini menggunakan bahasa Nusantara dengan aksara latin yang mudah dipahami," jelasnya.

Pakar tafsir UIN Sunan Kalijaga, Ahmad Rofiq sekaligus pembahas dalam Seminar Bedah Tafsir Al Bayan memaparkan bahwa, kitab tafsir Al Bayan ini cocok untuk Mufassir muda yang fanatik dengan Nusantara.

"Bahasa yang digunakan dalam tafsir Al Bayan karya KH Sodiq Hamzah merupakan bahasa yang mudah dipahami oleh para Mufassir muda, jadi menurut saya sangat cocok. Apalagi di selingi dengan berbagai isu kontemporer yang hangat di kalangan masyarakat masa kini," tuturnya.


Reporter: Rizqi

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama