Mengenal Secara Komprehensif Makna Tafsir dan Mufassir #Munadhoroh01


 Pada zaman era sekarang, banyak orang yang masih belum mengenal dan memahami tentang makna tafsir dan mufassir. Akibatnya banyak orang yang salah artian terhadap makna tersebut. Banyak orang juga memahami teks nya tetapi tidak memahami maknanya. Bahaya bagi orang yang Kembali ke Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi tidak memahami teks dan maknanya. 

      Lalu apa arti sebenarnya tentang Kembali kepada Allah? Bagaimana pula menyingkup makna Qur’an dan apa Fungsi Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah tersebut? Jadi, Kembali kepada Allah adalah berinteraksi dan berkenalan dengan Al-Qur’an dan Sunah dengan adanya kesadaran bahwa seperangkat yang harus kita bawa untuk Kembali kepada Allah . Dengan kita berinteraksi dan berkenalan dengan Al-Qur’an dan sunnah, kita dapat memahami ilmu cara, hukum, makna yang terkandung dalam Al-Qur’an. Seperti yang telah dijelaskan dalam HR. Muslim yang berbunyi

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

Umar bin Khattab meriwayatkan dari Nabi Saw, “sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al Qur’an ini, dan merendahkan suatu kaum pula dengannya.” (HR. Muslim).

        Merujuk pada hadits di atas, kita dapat mengetahui bahwa Al-Qur’an itu dapat memberikan syafaat tetapi juga dapat melaknati Ketika kita mensalahgunakan dalam mencangkup firman tuhan untuk kepentingan nafsu. Maka dari itu kita perlu mempelajari, mengenal, dan beriterkasi kepada Allah agar kita tidak salah dalam mentafsirkan Al-Qur’an. 

        Dalam menjelaskan Al-Qur’an ada kata tafsir dan ta’wil. Tapi yang sering didengar oleh kita adalah tafsir. Tafsir dan ta’wil secara istilah untuk menerjemahkan Al-Qur’an lebih dahulu tafsir. Ta’wil itu juga dikaitkan dengan penafsir mimpi atau membaca yang tidak tersirat, Sedangkan tafsir itu membaca dengan yang tersirat. Tafsir itu bisa lepas dari pemahaman ta’wil karena itu dapat berkaitan dengan makna penggunaan kata dan seterusnya. Maka Qur’an itu bukan sekedar bacaan, tetapi tersusun. Maka dalam mentafsirkan Al-Qur’an itu tidak boleh menafsiri kata dengan kata. Contoh kegagalan atau pikiran sesat Ketika mentafsirkan dengan kata. 

      Pada bagian akhir munadharoh HMJ IAT, perangkat dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an adalah mampu memahami bahasa arab. Kita sebagai orang jawa memang agak begitu sulit dalam hal tersebut. Karena, memang dalam keseharian kita tidak memakai bahasa arab dan bahasa arab bukan bahasa kita. Bahasa arab itu hanya dipinjam saja oleh Tuhan untuk membahasakan dan menerjemahkan firmannya saja karena Rasul tinggal di arab. 

    Selaku Pemateri,Bapak Ahmad Tajuddin Arafat, juga memaparkan bahwa Ketika kamu membaca tentang mukjizat Al-Qur’an, Al-Qur’an itu bagian bahasa arab yang sudah ada tapi juga membentuk perkembangan baru dari perkembangan bahasa. Jadi Qur’an itu datang dengan mengikuti bahasa yang sudah ada dan membentuk peradaban bahasa baru. Tetapi Ketika Qur’an sudah datang,Qur’an menjadi rujukan tentang perkembangan bahasa baru. 

  Tak luput dari hal tersebut, Kita sebagai umat islam harus memahami Al-Qur’an karena banyak perangkat yang belum kita kuasai. Kesabaran ini dapat membawa manfaat kepada kita. Dalam memahami Al-Qur’an kita juga dapat mengerti tentang isi-isi al-Qur’an dan juga maknanya, seperti Makkah-madani, muthlaq-muqayyad, am-khas,dll. Dan tak luput dari hal yang terakhir kita masih bisa terus mencari dan memberi kemanfaatan untuk menggapai ridho illahi. 

Oleh : Aliyya Qothrunnada AS (Mahasiswi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Angkatan 22)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama