Menghadapi Disrupsi Pemahaman Nas Al-Qur’an, Ahmad Zuhri Jelaskan Pentingnya Revitalisasi

 



Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara dan UIN Walisongo Semarang mengadakan Webinar Nasional secara online dengan tema "Revitalisasi Memahami Nash-Nash Al-Qur’an,” Senin (22/05/2023). 

Dosen UIN Sumatera Utara, Ahmad Zuhri turut hadir sebagai narasumber pertama.

Zuhri menjelaskan bahwa makna revitalisasi bukanlah mengubrak-abrik nas, namun bagaimana cara memahami nash.

“Revitalisasi bukan berarti mengubrak-abrik nas, namun bagaimana kita memahami nash,” jelasnya.

Lantaran ada yang memahami nas secara ekstrem, lanjutnya. Maka, revitalisasi diperlukan sebagai inovasi, pemahaman reformasi.

“Ada orang yang memahami teks secara ekstrem, seperti memahami ayat perintah membunuh orang kafir, sehingga terjadi bom bunuh diri dan sebagainya,”

“Maka, revitalisasi sebagai inovasi atau pemahaman reformasi,” lanjutnya.

Zuhri juga mengatakan dalam dalam buku “Al-Muwafaqat” karya Imam Syatibi, ada  empat kelompok besar dalam memahami nas Al-Quran.

“Dalam proses sejarah, ada  empat kelompok besar dalam memahami nas Al-Quran, yaitu az-zahiriyah, al-Bathiniyyah, al-Qiyashiyah, dan al-Wasithiyah (moderat),” tuturnya.

Zuhri berharap agar mahasiswa lulusan IAT dapat memberikan pencerahan dan memberikan manfaat bagi orang lain.

“Harapan saya mahasiswa setelah keluar nanti bisa memberikan pencerahan dan memberikan manfaat bagi orang lain,” ujarnya.

 

 Reporter: Aissya Salsa Safriliani

Editor: Alifya Nur Faizah

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama