Menulis; Mengubah Sesuatu yang Abstrak






Tidak selamanya apa yang kita lihat, baca dan didengar akan bermanfaat begitu saja tanpa ada pengamalan atau pengungkapan yang kita lakukan, hal hal seperti itu hanya akan tersimpan dalam ingatan diri kita saja. Pengetahuan, pengalaman akan terasa jika kita bisa mengungkapkannya kemudian dilihat oleh orang selain kita. Cara pengungkapannya pun perlu menggunakan cara yang baik dan dapat menarik perhatian orang lain. Jika seperti itu apa yang kita ungkapkan akan menjadi berharga layaknya emas, dan memberi pengaruh baik terhadap orang lain maupun dunia.

Kita dapat menggunakan cara lisan maupun tulisan sebagai media pengungkapan pengalaman atau pengetahuan, hanya saja ketika kita menggunakan cara lisan akan ada beberapa orang saja yang dapat mendengarkannya dan mengantongi manfaat dari si pembicara. Cara ini juga bergantung pada siapa diri kita, akan beruntung jika kita menjadi seorang public speaker, yang dapat berbicara di depan orang banyak seperti halnya guru, dosen, ustadz, kiai, motivator, dan lain sebagainya. Mungkin ada banyak orang yang dapat mengambil manfaat dari apa yang kita ungkapkan.

Pada zaman modern sekarang media sosial membuka peluang besar bagi kelangsungan hidup kita, bahkan memberi kita ruang untuk berbicara kepada ratusan atau ribuan orang. Kita dapat mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan kita melalui Twitter, Facebook, Instagram dan media sosial lainnya. Berapa banyak orang yang dapat mengaksesnya tergantung seberapa banyak relasi atau followers yang kita punya, semakin banyak relasi yang kita jalin semakin banyak pula orang yang dapat mengambil hikmahnya. Tentunya pengungkapan melalui media sosial diperlukan kemampuan menulis, ketika kita ingin mengungkapkan sebuah pengetahuan atau pengalaman.

Pengungkapan menggunakan tulisan pastilah berbeda dengan lisan, orang lain dapat melihat atau membaca kapan saja di sela sela waktu luang, karena tulisan cenderung lebih tahan lama. Terbukti hingga sekarang kita dapat menikmati karya karya orang terdahulu yang berupa tulisan, seperti ulama, filsuf, dan lain sebagainya. 

Dalam kegiatan tulis menulis tentunya kita mencurahkan tuturan, gagasan, ide yang kita miliki, hal hal seperti itu awal mulanya merupakan sesuatu yang abstrak yang tidak bisa terlihat juga tidak bisa dipahami kecuali orang itu sendiri yang memiliki gagasan. Dengan kita mencurahkan hal hal seperti itu dalam bentuk tulisan, seolah-olah kita mematerialkan atau memperjelas sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh orang lain.


" Aku menulis maka aku ada "


Oleh: Haikal Furqon (Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama