Pemuda merupakan generasi emas
dari populasi penduduk di muka bumi, usia yang di penuhi emosional menjadikan
pemuda memiliki pemikiran rasional, berangkat dari pemikiran rasional ia dapat
memainkan peran fungsional baik dalam lingkup regional, nasional, atau bahkan
internasional, jiwa meronta akan keingintahuan senantiasa menyelimuti
perspektif pikirnya, segala persoalan maupun problematika langganan sering
mengaduk daya pikirnya, justru itulah motivasi intrinsik dari stimulus yang
bisa menghasilkan sebuah respon brilian.
Usia 15 sampai 20 tahun adalah masa perkembangan manusia menuju
kedewasaan, lain halnya dengan UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan yang
menyebutkan usia pemuda berkisar 16 sampai 30 tahun. Dalam renta waktu tersebut
manusia mengalami masa transisi dari yang mula nya kanak-kanak menuju dewasa,
di antara kedua masa itulah sering di sebut dengan fase remaja, sementara itu
dalam menjalani masa perkembangan manusia harus di dukung oleh berbagai aspek,
antara lain terdapat dua aspek yang berpotensi mempengaruhi lulus dan tidaknya
fase perkembangan manusia, yakni aspek Sosial dan Kognitif, sebab ketika
manusia tidak tuntas dalam menyelesaikan fase perkembangan nya, maka akan
terjadi gejala gangguan secara psikologis yang di timbulkan dari orang
bersangkutan. Ketika manusia masih dalam kandungan pun mengalami beberapa fase
perkembangan janin, seperti yang di paparkan dalam QS. Al Mu'minun 12-14:
ولقد خلقنا انسان من سللة
من طين١٢ ثم جعلنه نطفة في قرار مكين١٣ ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة
فخلقنا المضغة عظما فكسوناالعظم لحما ثم أنشأنه خلقا ءاخر فتبارك الله أحسن
الخلقين١٤
Artinya : Dan sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah (12) Kemudian kami
jadikan saripati itu air mani (yang di simpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)
(13) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal daging,
dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang lain, Mak
maha suci Allah pencipta yang paling baik (14).
Dari penjelasan ayat di atas, terdapat korelasi antara kehidupan manusia
di masa prenatal dan masa pascanatal, terlebih dalam aspek perkembangan. Sebuah
proses panjang nan runtut tak lain adalah bagian daripada anugerah Allah SWT
terhadap makhluknya yang mengajarkan bahwa manusia harus bisa menghargai proses
dan bersabar atas proses itu untuk menjadi insan kamil, walaupun sejatinya
Insan Kamil adalah Rasulullah SAW, namun tidaklah salah jikalau kita mengharap
suatu kebaikan dari orang yang paling mulia di muka bumi ini.
Dalam ayat lain di sebutkan tepat
pada QS. At-Tin 4:
لقد خلقنا الإنسن في أحسن
تقويم٤
Artinya: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya (4).
Hal ini menegaskan kepada kita,
terlebih khalayak muda, bahwasanya manusia adalah sebaiknya-baiknya makhluk
yang justru dapat mendorong kita untuk merealisasikan daya pikir dengan
orientasi kemaslahatan di atas bumi, perlu di ketahui pula bahwa otak manusia
mulai berfungsi secara sempurna ialah ketika berusia remaja, pada usia tersebut
neurologi manusia berkembang cukup pesat terutama di kawasan otak, sehingga
banyak kebijaksanaan yang bermunculan buah dari pemikiran kritis para pemuda.
Pemuda Harapan Bangsa merupakan
slogan yang seringkali kita dengar dalam kancah pergerakan nasional, sejarah
pun menolak lupa tepat pada tanggal 28 Oktober 1928, kalangan pemuda yang
tergabung dalam Persatuan Pemuda-Pemuda Indonesia (PPPI) memproklamirkan sumpah
pemuda, sebuah peristiwa besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, bagaimana
golongan muda bisa mengguncangkan semangat juang hingga ke pelosok negeri,
sepatah deklarasi yang berisikan tiga poin yakni:
1.
Menyatakan perjuangan
bangsa Indonesia
2.
Menekankan kebanggaan akan
bahasa Indonesia
3.
Menjaga keutuhan bangsa
Indonesia
peristiwa besar tersebut di inisiasi oleh komunitas pemuda seluruh
pelosok negeri mulai dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten
Bond, dll.
selaras dengan maqolah:
شبان اليوم رجال الغد
Artinya: Pemuda hari ini, pemimpin
masa depan.
Hal ini seakan menjadi bukti jikalau seorang pemuda bisa menjadi tumpuan sebuah bangsa, dan bangsa yang besar adalah berawal dari pemuda nya yang mampu menggunakan daya pikir dan kemampuannya untuk kemaslahatan bersama.
Disusun Oleh: Aryachi Tajul (Mahasiswa UIT Lirboyo)