BENAR
Disusun oleh: Gery Satrio (Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir 2022)
Apakah hal benar akan selalu benar? Bagaimana kebenaran itu berdiri? Sudikah jika kebenaran bersanding dengan keburukan? Lalu apa saja hal yang akan terpatri di dalam benak, jika saja kebenaran itu adalah milik kita?
Kebenaran mutlak tidak ada! Acapkali terdengar di dalam pembahasan apapun maupun diskusi, banyak sekali yang menyatakan opini tersebut, dengan dalih bahwa jika ada kebenaran mutlak maka tiada kebenaran itu. Begitu rumitnya dijelaskannya kebenaran itu kebenaran itu selalu bergantung dengan kesalahan, maka kemutlakan kebenaran itu sangat mustahil. Begitu juga ada yang berpendapat bahwa kebenaran itu adalah kesesuaian antara realita dengan yang dibayangkan, maka jika kamu membayangkan suatu barang dan pada realita nya sama, maka itu sudah mutlak. Maka berkempanjanglah pembahasan tentang kebenaran hingga sampai kepada tuhan yang esa, apakah ia selalu benar dan sesuai dengan realita yang dibayangkan, atau malahan dia beda dari apa yang terbayang di dalam benak setiap mahluk. Namun untuk apa berbicara tentang tuhan, jika akhirnya dia harus di percaya. Tuhan tidaklah perlu dibicarakan. Tuhan hanya perlu diyakini. Muncul-lah “keyakinan perlu pembuktian! Tidak ada keyakinan yang lahir tanpa ada bukti yang nyata!”.
Berbicara tentang kebenaran, memperjuangkan nya adalah keniscayaan, yaitu hidup dan mati siap di pertaruhkan untuk hal tersebut. Kebenaran itu sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan oleh manusia, oleh karenanya keyakinan akan kebenaran itu berwujud perilaku. Perlawanan itu akan selalu ada untuk sebuah kekeliruan. Misalnya seorang musa, yang hanya seorang rakyat, walaupun dibesarkan di istana kerajaan, namun penolakannya terhadap kediktatoran dan kebengisan firaun hingga titik darah penghabisan, sehingga dia berani mengambil langkah yang sangat membahayakan untuk dirinya dan kaum yang dia bela, seperti melawan para penyihir kerajaan, hingga berdebat dengan firaun di depan istana, dan aksi terakhirnya yaitu mogok kerja para budak firaun (bani israel) hingga laut merah terbelah untuk mereka semuanya seketika kemenangan milik musa dan umatnya yang menyertainya. Itulah sekelumit kisah pejuang kebenaran yang menyertakan jiwa raga bahkan nyawa.
Kebenaran itu akan selalu ada dalam diri manusia, secara struktur penciptaan manusia itu terbuat dari tanah dan cahaya, maka cahaya akan selalu ada walaupun manusia di dalam gemerlap seperti apapun. Dan terakhir seberapa banyak kebenaran yang anda ketahui? Dan seberapa besar aksi untuk membela kebenaran tersebut yang sudah dikau laksanakan?